
Pada hari Selasa 19 November 2019 bertempat di Aula Hotel Sitiotio Kec. Pangururan Kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif/badan pariwisata dan ekonomi kreatif melaksanakan Diskusi Kelompok Pengembangan Kopi Indikasi Geografis di Sumatera Utara untuk mendukung kemajuan pariwisata Danau Toba sebagai destinasi pariwisata super prioritas. Acara ini di buka oleh Bapak Wakil Bupati Samosir dan dihadiri oleh Direktur Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Pariwisata Dr. Robinson Sinaga, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dan Masyarakat Pelindung Indikasi Geografis (MPIG) dari Kabupaten Samosir, Mandailing Natal, Karo, Simalungun, Sidikalang, Lintong Sipirok dan Tapanuli Utara. Dalam sambutannya Wakil Bupati Samosir mengatakan Kawasan Danau Toba telah ditetapkan menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas sehingga ini menjadi kesempatan bagi masyarakat khususnya Masyarakat Pelindung Indikasi Geografis (MPIG) dalam memainkan peran dalam perkembangan destinasi wisata.
Keperdulian Kementerian Pariwisata harus kita jadikan momentum untuk berbenah dimana Kementerian Pariwisata siap membantu dari sisi peraturan dan Anggaran nya. Sejalan dengan pemaparan Wakil Bupati Samosir, Direktur Fasilitasi Hak kekayaan Intelektual Kementerian Pariwisata mengatakan bahwa Menteri Pariwisata Republik Indonesia sangat perduli dengan destinasi wisata Danau Toba siap dalam mengalokasikan anggaran ke destinasi super prioritas ini. Dalam waktu dekat Menteri Pariwisata dan Wakil Menteri Pariwisata akan mengunjungi kawasan Danau Toba untuk lebih menggali lagi potensi pengembangan pariwisata di Danau Toba. Pada bulan Januari sampai Maret 2020 Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan berada di kawasan Danau Toba untuk merespon semua hal yang berkaitan dengan perkembangan pariwisata.
Kegiatan ini pun dilanjutkan dengan diskusi dimana semua MPIG perwakilan melakukan pemaparan terkait potensi pariwisata dari sektor pengembangan kopi yang mendukung kemajuan sektor agrowisata. Setiap MPIG yang hadir menampilkan produk kopi masing-masing yang telah berhasil dalam pemasaran nya. Dalam diskusi ini diketahui setiap MPIG memiliki karakteristik masing-masing dalam pengelolaan kopi dan agrowisata nya sehingga dapat saling memperkaya pengetahuan masing-masing MPIG dalam pengembangan kopi dan agrowisata di daerah masing-masing. Masyarakat Pelindung Indikasi Geografis (MPIG) mengharapkan Kementerian Pariwisata untuk melakukan pelatihan-pelatihan terkait perkembangan agrowisata seperti pelatihan Budidaya Kopi, Pelatihan Barista dan lainnya dan dapat merespon proposal terkait anggaran untuk pengembangan usaha pariwisata